2 Mar 2013

Metode yang dipakai menyusun anggaran

Pengaruh tersebut dapat terjadi apabila biaya pemasaran mempengaruhi penjualan dalam periode yang akan datang. Dalam hal ini, prosedur tertentu untuk mendapatkan anggaran yang optimal juga tergantung pada tersedianya data historis yang diperlukan. Bagi produk baru, metode yang dipakai untuk menyusun anggaran yang optimal adalah :

1. Metode Bayesian
            Sebuah perusahaan sedang mempertimbangkan untuk memproduksi produk baru “Z”. Jika produk baru “Z” tersebut dibuat maka diperkirakan perusahaan akan menambah biaya tetap sebesar Rp 300.000,- dan biaya variabel Rp 60,- per unit selama tahun 1999. Harga yang akan ditetapkan adalah Rp 200,- dan perusahaan mempunyai daftar pengiriman sebanyak 10.000 calon konsumen. Jika perusahaan memutuskan untuk tidak memproduksi produk “Z”, maka labanya akan meningkat sebesar Rp 20.000,- dalam tahun 1999 dengan menggunakan peralatan yang ada.
            Jika peralatan yang ada juga dipakai untuk membuat produk “Z” maka perusahaan hanya akan mengadakan promosi dengan direct mail (pengiriman langsung).
Untuk mendukung keputusan tersebut, manajer pemasaran ingin mengetes hasil dan tiga macam responsi terhadap direct mail tersebut :
            N1 = 20% dan daftar calon pembeli bersedia membeli
            N2 = 30% bersedia membeli
            N3 = 40% bersedia membeli
            Berdasarkan pada pengalaman dan usaha direct mail yang lampau, manajer telah memperkirakan probabilitas terjadinya masing-masing tingkatan sebesar 0,5 ; 0,3 dan 0,2 untuk 20%, 30%, dan 40% tingkat pengembalian secara berturut-turut.


Pertanyaan :
Jika tidak tersedia informasi tambahan, keputusan apakah yang harus diambil ?
 Ada suatu anggapan bahwa kriteria pemilihannya adalah nilai yang diharapkan dan   kenaikan laba tahunan.

Jawaban
            Bila persamaan biaya total adalah TC = 300.000 + 60 Q, maka dapat disusun tabel penghasilan dan biaya :
Metode yang dipakai menyusun anggaran

Penghasilan dan Biaya

Dimana :
            TC = Biaya total
            Q   = Jumlah penjualan dalam unit
            TR = Pendapatan total
p        = Kenaikan pendapatan dalam tahun 1999
EV (p) = Nilai yang diharapkan dari kenaikan laba

            Dapat dilihat bahwa strategi “untuk memproduksi produk baru” akan memberikan kenaikan laba yang diharapkan sebesar Rp 78.000,-. Jika produk baru tersebut tidak diperkenalkan, maka laba yang diharapkan hanya meningkat sebesar Rp 20.000,-. Jadi, strategi perusahaan untuk membuat produk Z adalah optimal.
            Dalam Bayesian, pemecahan di muka disebut prior analysis. Ada suatu anggapan di sini, bahwa :
• Manajer dapat menyusun rangkaian strategi yang menyeluruh.
·   Manajer dapat memperkirakan profitabilitas masing-masing strategi atau kombinasinya.
·   Manajer dapat mengkuantifikasikan masing-masing strategi.
   Kemudian ia memilih tindakan yang dapat memberikan profitabilitas optimal.
            Manajemen dihadapkan pada dua strategi, yaitu :
S1 : memperkenalkan produk baru (strategi 1)
S2 : tidak memperkenalkan produk baru (strategi 2)
            Metode Bayesian ini merupakan satu cara penyusunan anggaran yang dapat dipakai bila tidak terdapat cukup data historis. Oleh karena itu masih ada status strategi lagi, yaitu :
S3 : menunda keputusan sampai data tambahan dapat dikumpulkan atau dianalisa   (strategi 3)
            Jadi, strategi ketiga ini dimaksudkan untuk memperbaiki strategi sebelumnya. Proses pengumpulan informasi tambahan sebelum memilih strategi terdahulu disebut prosedur analisa posterior.
1.    Model Matematis
             Data historis dapat dipakai untuk mengestimasi parameter yang tidak diketahui dan suatu model matematis tentang fungsi responsi periklanan. Jka estimasi tersebut benar, maka posisi optimal dapat dicapai dengan menyelesaikan model matematis tersebut. Contoh :
            Jumlah produk X yang diminta merupakan fungsi harga dan periklanan. Hubungan tersebut dapat dinyatakan dengan sebuah persamaan :
            Q = 4.000 + 0,14 A - 0,000006 A2 - 40P
.          
             Persamaan mi menganggap bahwa responsi penjualan terhadap periklanan sama halnya dengan responsi penjualan terhadap harga. Persamaan ini juga menggambarkan adanya hasil yang menurun dalam periklanan. Setiap tambahan rupiah untuk periklanan menghasilkan tambahan penjualan yang lebih kecil.
            Fungsi pendapatan total (R), hiaya total (C), dan persamaan laba dapat ditunjukkan dengan istilah fungsi responsi penjualan. Sesuai dengan persamaannya, laba akan rnencapai rnaksimum Rp 75.000,-  pada harga Rp 70,- per unit dan biaya periklanan Rp 10.000,-. Jika perusahaan tidak memasang iklan, maka labanya akan berkurang Rp 26.000,- (atau Rp 75.000 - Rp 49.000). Dengan periklanan tersehut perusahaan dapat mengenakan harga Rp 10,- lebih besar dan juga dapat menjual 400 unit produk X lebih banvak.
           
Perhitungannya adalah sebagai berikut :
• A = biaya periklanan (Rp 10.000,-)
• P = harga jual per unit (Rp 70,-)
• Q = 4.000 + 0,14 A - 0,000006 A2 40 P
      = 4.000 + (0,14 x 10.000) - (0,000006 x 10.0002) (40 x 7)
      = 4.000 + 1.400 - 600 - 2.800
      = 2.000 unit.

·   R = pendapatan total (total revenue)
       = Q  x   P
       = 2.000 x 70
       = Rp 140.000,-

·   O = biaya total (total cost)
       = 15.000 + 20 Q         (lihat persamaan  bab 10)
       = 15.000 + (20 x 2.000)
       = 15.000 + 40.000
       = Rp. 55.000,-     (tanpa biaya periklanan)

• C dengan biaya periklanan = Rp 55.000,- + Rp 10.000,-
                                              = Rp 65.000,-
·   Laba  = R - C
             = Rp 140.000 - Rp 65.000
             = Rp 75.000,-

            Jika produk tidak diiklankan, harga yang bisa dicapai hanya Rp 60,- per unit dengan jumlah penjualan sebanyak 1.600 unit .
·   Q  =  4.000 - 40 P
        =  4.000 - (40 x 60)
        =  4.000 - 2.400
        =  1.600 unit

‘• R  =  P.Q
        =  60 (1.600)
        =  Rp 96.000,-
I
·   C  = 15.000 + 20 Q
        = 15.000 + (20 x 1.600)
        = 15.000 + 32.000
        = Rp 47.000,-
I
·   Laba =  R - C
            =  Rp 96.000 - Rp 47 .000
            =  Rp 49.000,-

Kesimpulannya :
            Dengan mengeluarkan biaya periklanan sebesar Rp 10.000,- maka :
·         Keuntungan meningkat dan Rp 49.000,- menjadi Rp 75.000,-.
·         Jumlah permintaan meningkat dan 1.600 unit menjadi 2.000 unit.
·         Harga jual naik dan Rp 60,- per unit menjadi Rp 70,- per unit

 
©Top 10 Iklan 2012 all reserved, theme design by Dadang Herdiana