Pengeluaran
Kas
Pengawasan
atas penerimaan kas yang berasal dari penjualan tunai dan penerimaan kas
melalui pos, merupakan hal yang penting. Akan tetapi kecurangan atau
penyelewengan biasanya jarang terjadi melaui transaksi penerimaan kas, melainkan
melalui pengeluaran kas atau dengan menggunakan faktur fiktif (palsu).
Oleh
karena itu pengawasan atas pengeluaran kas sama pentingnya atau bahkan
kadang-kadang lebih penting daripada penerimaan kas.
Untuk mengawasi
pengeluaran kas, maka semua pengeluaran kas harus dilakukan dengan menggunakan
cek, kecuali untuk pengeluaran yang jumlahnya kecil yang dapat dilakukan melalu
kas kecil. Jika kewenangan untuk menandatangani cek didelegasikan kepada
seorang pegawai yang ditunjuk, maka pegawai tersebut tidak diperkenankan untuk
melakukan pencatatan transaksi kas.
Hal ini untuk mencegah adanya kecurangan
dalam iuran kas yang tidak nampak dalam catatan akuntansi.
Dalam
kas perusahaan kecil, manajer-pemilik biasanya menandatangani semua cek yang
akan dikeluarkan dan dari kontak-kontak langsung ia mengetahui dengan pasti apa
yang harus dibayar. Dalam perusahaan besar, kontak-kontak langsung semakin
berkurang dan digantikan dengan prosedur-prosedur pengendalian intern.
Prosedur
harus dirancang untuk memberi informasi kepada penandatanganan cek, bahwa
pembayaran yang akan dilakukan adalah benar-benar kewajiban perusahaan,
benar-benar terjadi, dan karenanya harus dibayar. Prosedur-prosedur yang banyak
diterapkan pada berbagai perusahaan untuk mencapai tujuan tersebut dilaksanakan
dalam melaksanakan sistem voucher.