Manajemen
Kas
Perusahaan membutuhkan kas untuk
membiayai operasi perusahaan, misalnya membeli barang dan jasa, membayar gaji
karyawan, membayar utang, dan membayar dividen kepada pemilik (distribusi).
Oleh karena itu kas perlu dikelola secara efektif untuk menjaga kesehatan
perusahaan tersebut. Kas sangat penting untuk menggerakan usaha perusahaan.
Manajemen kas yang efektif meliputi pembuatan rencana yang baik untuk menjaga
keseimbangan antara risiko dan profitabilitas. Manajemen sering menghadapi
dilema dalam pengelolaan kas. Disatu sisi manajemen harus menghindari jumlah
kas yang terlalu kecil dalam perusahaan (likuiditas), agar dapat meminimumkan
risiko insolvensi (risk of insolvency),
di sisi lain manajemen dituntut melakukan investasi.
Manajemen harus menghindarkan jumlah
kas yang terlalu besar (menganggur), sebab kas yang menganggur tidak akan
memberikan kontribusi keuntungan kepada perusahaan. Manajemen kas didefinisikan
sebagai pengoptimasian penggunaan kas sebagai aktiva. Hal ini berarti tidak
boleh terjadi kegagalan pemakaian dan pengawasan terhadap posisi kas. Tujuan
manajemen kas meliputi 2 hal, yaitu likuiditas dan penghasilan.
- Likuiditas, artinya
manajemen harus secara sadar menjaga agar perusahaan selalu memiliki
kemampuan membayar atau membiayai kegiatan operasinya.
- Penghasilan, artinya
bahwa setiap pengeluaran perusahaan harus diarahkan untuk mendapatkan
kemungkinan hasil yang lebih besar dibandingkan dengan kas yang
dikeluarkan.
Perencanaan
Kas
Manajemen kas membutuhkan perencanaan.
Aspek utama perencanaan kas adalah penyusunan anggaran kas. Manajer harus
menyiapkan terlebih dahulu daftar kegiatan untuk menimbulkan kas (pembelanjaan)
dan kegiatan menggunakan kas (pengoperasian, pembiayaan dan penginvestasian).
Dengan perkataan lain manajer harus menyiapkan proyeksi yang berkaitan dengan
aliran kas masuk (inflow), aliran kas
keluar (outflow), dan saldo kas (balance). Perencanaan kas perlu
disiapkan agar keseimbangan antara dana yang dibutuhkan untuk membiayai operasi
perusahaan setiap hari (likuiditas), dan dana perusahaan yang digunakan untuk
investasi dapat terjaga.
Agar
tujuan perencanaan tercapai maka perlu ditentukan 2 (dua) hal, yaitu:
- menentukan
sumber-sumber penerimaan kas, misalnya: kas dari operasi rutin, kas dari
utang jangka panjang, investasi dari pemilik, penjualan aktiva tetap,
mengeluarkan obligasi dan lain-lain.
- menentukan
rencana penggunaan kas, misalnya pembayaran dividen, pembayaran utang
jangka panjang, pembelian aktiva tetap, membayar gaji karyawan, dan
lain-lain.
Jika kedua tahapan tersebut telah
dilaksanakan, maka manajemen dapat mengetahui seberapa besar kas yang
dibutuhkan atau seberapa besar kas yang menganggur. Berdasarkan anggaran kas
tersebut manajemen dapat menentukan langkah-langkah selanjutnya terhadap kas
yang berlebihan atau kas yang menganggur.